ASUHAN KEPERAWATAN PADA KARSINOMA
TIROID
Karsinoma
tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis relatif baik namun
perjalanan klinisnya sukar diramalkan.
Klien dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi. Perawat memperoleh data dasar klien
berdasarkan tingkat pengetahuannya mengenai penyakit, coping skills dan
dari hubungan keluarga. Perawat
menganjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takutnya dan mendiskusikan
penyakitnya.
Gambaran Histologis
Menurut WHO, tumor epitel maligna
tiroid dibagi menjadi:
- Karsinoma Folikuler.
- Karsinoma Papilar.
- Karsinoma Medular.
- Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
- Lain-lain.
Menurut Mc Kenzi (1971), ada 4
tipe jaringan karsinoma tiroid yang berbeda yang dipakai untuk pelaksanaan sehari-hari,
yaitu:
- Karsinoma Tiroid Papilar.
- Karsinoma Tiroid Folikular.
- Karsinoma Tiroid Medular.
- Karsinoma Tiroid Anaplastik.
Manifestasi
klinik awal dari karsinoma tiroid adalah berbentuk menyendiri dan suatu nodul
dikelenjar tiroid yang tidak menimbulkan rasa sakit. Tanda dan gejala tambahan tergantung pada ada
tidaknya metastase serta lokasi metastase (penyebaran sel kanker) itu
sendiri.
- KARSINOMA PAPILAR
Merupakan tipe
kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita atau kelompok usia
diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar
merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun
sebelum menyebar ke daerah nodes limpa.
Ketika tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila
dilakukan tindakan Tiroidektomi parsial atau total.
- KARSINOMA FOLIKULAR
Terdapat
kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai
kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang
pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi
dapat melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit,
yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal
Nerves”, suara klien menjadi serak.
Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa
ditetapkan.
- KARSINOMA MEDULAR
Timbul di
jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya
5 – 10 % dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia
diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati
nodes limpa dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian
dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari
penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin,
ACTH, prostaglandin dan serotonin.
- KARSINOMA ANAPLASTIK
Merupakan
tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang
struktur yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:
-
Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring)
-
Suara serak
-
Disfagia
Prognosisnya
jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1 tahun setelah
diagnosa ditetapkan. Klien dengan
diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi
dan kemoterapi.
Gambaran Klinis
Kecurigaan klinis adanya
karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan
rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi
adalah:
-
Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
-
Pertumbuhan tumor cepat.
-
Nodul teraba keras.
-
Fiksasi daerah sekitar.
-
Paralisis pita suara.
-
Pembesaran kelenjar limpa regional.
-
Adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
-
Usia < 20 tahun atau > 60 tahun.
-
Riwayat radiasi leher.
-
Jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
-
Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
-
Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.
Kecurigaan rendah adalah: tanda
atau gejala diluar/selain yang disebutkan diatas.
Secara
klinis karsinoma tiroid dibagi menjadi kelas-kelas, yaitu:
I. Infra Tiroid.
II. Metastasis Kelenjar Limpa Leher.
III. Invasi Ekstra Tiroid.
IV. Metastasis Jauh.
Gejala klinis yang dijumpai dapat
berupa penekanan organ sekitar, gangguan dan rasa sakit waktu menelan, sulit
benafas, suara serak, limfadenopati leher serta dapat terjadi metastasi
jauh. Paling sering ke paru-paru, tulang
dan hati.
Penatalaksanaan
- Operasi (Tiroidektomi).
- Radiasi internal/eksternal.
- Kemoterapi.
- Hormonal.
- Lain-lain.
Evaluasi
Dilakukan dengan pemeriksaan
sidik seluruh tubuh, dikombinasi dengan pemeriksaan kadar tiroiglobulin (Tg)
serum secara berkala pada 3-6 bulan pertama.
Tg dipengaruhi oleh TSH dan cenderung meningkat bila masih ada sisa
kelenjar tiroid. Kadar Tg kurang dari 1
ng ml selama hormon dihentikan, menunjukkan terapi ablasi telah berhasil. Tg dianggap sebagai pertanda karsinoma tiroid
yang cukup sensitif tetapi tidak spesifik.
Pemeriksaan kadar kalsitonin untuk karsinoma medular merupakan petunjuk
adanya metastasis.
Evaluasi
berkala sangat penting karena karsinoma tiroid yang sudah dinyatakan berhasil
ablasinya ternyata setelah 5-10 tahun proses keganasan bisa timbul
kembali. Dianjurkan kontrol 1 tahun
untuk 5 tahun pertama setelah dinyatakan ablasi total berhasil, kemudian tiap 2
tahun sekali.
Laboratorium dan Radiologi
- DL
-
SGOT
-
SGPT
-
BSH
-
> 40 tahun EKG
-
Foto Servikal ® Foto Thoraks
-
BMR (Basal Metabolic Rate) ® 3 hari berturut-turut
pada malam hari.
-
Pemeriksaan T3 dan T4.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin timbul:
- Diagnosa Pre Operasi:
1.
Ansietas berhubungan dengan faktor kurang
pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang
beberapa aspek pembedahan.
Tujuan
: Klien mengungkapkan
ansietas berkurang/hilang.
Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan
gugup, mengungkapkan pe-mahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi,
postur tubuh riileks.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Jelaskan apa yang terjadi
selama periode pra operasi dan pasca operasi, termasuk test laboratorium pra
op, persiapan kulit, alasan status
puasa, obat-obatan pre op, aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan
dan program pasca operasi.
Informasikan klien bahwa obatnya tersedia bila diperlukan untuk
mengontrol nyeri, anjurkan untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri
sebelum nyerinya bertambah hebat.
Informasikan klien bahwa ada
suara serak & ketidaknyamanan menelan dapat dialami setelah pembedahan,
tetapi akan hilang secara bertahap dengan berkurangnya bengkak ±
3-5 hari.
Ajarkan & biarkan klien
mempraktekkan bagaimana menyokong leher untuk menghindari tegangan pada
insisi bila turun dari tempat tidur atau batuk.
Biarkan klien dan keluarga
mengungkapkan perasaan tentang pengalaman pembedahan, perbaiki jika ada
kekeliruan konsep. Rujuk pertanyaan
khusus tentang pembedahan kepada ahli bedah.
Lengkapi daftar aktifitas pada
daftar cek pre op, beritahu dokter jika ada kelainan dari test Lab. pre op.
|
Pengetahuan tentang apa yang diper-lukan
membantu mengurangi ansie-tas & meningkatkan kerjasama klien selama
pemulihan, mempertahankan kadar analgesik darah konstan, memberikan kontrol
nyeri terbaik.
Pengetahuan tentang apa yang
diper-kirakan membantu mengurangi an-sietas.
Praktek aktifitas-aktifitas
pasca ope-rasi membantu menjamin penurunan program pasca operasi
terkomplikasi.
Dengan mengungkapkan
perasaan membantu pemecahan masalah
dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang
dapat menjadi sumber kekuatan.
Keluarga adalah sistem pendukung bagi klien. Agar efektif, sistem pendukung harus
mempunyai mekanisme yang kuat.
Daftar cek memastikan semua
aktifi-tas yang diperlukan telah lengkap.
Aktifitas ini dirancang untuk memas-tikan klien telah siap secara
fisiologis untuk operasi dan mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
|
2.
Perubahan proses keluarga yang berhubungan
dengan ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yang baru saja diterima,
masalah potensial ketidak pastian masa depan.
Tujuan:
- Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara
konstruktif terhadap krisis.
- Klien dan keluarga mampu
mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga.
Kriteria:
- Sering mengungkapkan perasaan
terhadap perawat/dokter.
- Berpartisipasi dalam perawatan
anggota keluarga yang sakit.
- Mempertahankan sistem
fungsional saling mendukung antar tiap anggota keluarga.
Rencana Tindakan
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Bantu klien & keluarga
dalam menghadapi ke-khawatiran terhadap situasi: resikonya, pilihan yang ada
serta bantuan yang didapat.
Ciptakan lingkungan rumah sakit
yang bersifat pribadi & mendukung untuk klien & keluarga.
Libatkan anggota keluarga dalam
perawatan anggota keluarga yang sakit bila memungkin-kan.
Bantu anggota keluarga untuk
mengubah ha-rapan-harapan klien yang sakit dalam suatu si-kap yang realistis.
Buatlah daftar bantuan
profesional lain bila masalah-masalah meluas diluar batas-batas ke-perawatan.
|
Klien & keluarga mengetahui
segala sesuatu yang mungkin dapat menyebabkan kekha-watiran serta dapat
mengatasi nya.
Klien merasa terlindungi rasa
amannya.
Klien mendapat perhatian &
kasih sayang dari keluarga-nya & keluarga dapat berpe-ran lebih aktif
dalam merawat klien.
Harapan yang tidak realistis
membuat kelurga berpikir ti-dak objektif.
Dengan mengetahui bantuan
profesional diharapkan klien & keluarga dapat mencari al-ternatif &
usaha lain dalam mengobati & merawat klien.
|
-
Diagnosa Post Operasi
3.
Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan obstruksi akibat adanya perdarahan atau edem pada tempat pembedahan,
kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.
Tujuan:
- Paru-paru
klien bersih.
- Pola nafas
klien berada dalam batas normal.
- Klien dapat
berbicara dengan suara biasa.
NO.
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Monitor tanda-tanda respiratori
distres, sia-nosis, takipnea & nafas yang berbunyi.
Periksa balutan leher setiap
jam pada perio-de awal post op, kemudian tiap 4 jam.
Monitor frekuensi & jumlah
drainase serta kekuatan balutan.
Periksa sensasi klien karena
keketatan dise-keliling tempat insisi.
Pertahankan klien dalam posisi
semi fowler dengan diberi kantung es (ice bag) untuk mengurangi
bengkak.
Anjurkan klien untuk berbicara
setiap 2 jam tanpa merubah nada atau keparauan suara.
Kaji adanya tanda Chvostek
& Trousseau.
Identifikasi adanya mati rasa.
Monitor tingkat serum kalsium.
Siapkan peralatan emergency
untuk trache-ostomy, suction, oksigen, perlengkapan be-nang jahit bedah dan
kalsium IV, dalam keadaan siap pakai.
|
Memonitor & mengkaji
terus-mene-rus dapat membantu untuk mende-teksi & mencegah masalah
pernafas-an.
Pembedahan didaerah leher dapat
menyebabkan obstruksi jalan nafas karena adanya edem post op.
Dengan mempertahankan posisi
& pemberian es dapat mengurangi pembengkakan.
Kerusakan pada saraf laringeal
sela-ma pembedahan tiroid dapat menye-babkan penutupan glottis.
Hipokalsemia, akibat dari
kerusakan atau pemotongan kelenjar paratiroid dapat menyebabkan tetani &
laringo-spasm.
Persiapan untuk gawat darurat
memastikan pemberian perawatan yang cepat & tepat.
|
4.
Nyeri berhubungan dengan tiroidektomi.
Tujuan
: Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria: Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan,
ekspresi wajah rileks.
Rencana
Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
|
Berikan analgesik narkotik yang
diresep-kan & evaluasi keefektifannya.
Ingatkan klien untuk mengikuti
tindakan-tindakan untuk mencegah peregangan pada insisi seperti:
- menyokong leher bila
bergerak di tempat tidur & bila turun dari tempat tidur.
- menghindari hiper ekstensi
& fleksi akut leher.
|
Analgesik narkotik perlu pada
nye-ri hebat untuk memblok rasa nyeri.
Peregangan pada garis jahitan
ada-lah sumber ketidak nyamanan.
|
5.
Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan
dengan tiroidektomi, edema pada dan sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja
dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.
Tujuan: Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah
(hari ke-7 – 10 post op).
Kriteria : Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat,
hiperkalemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi jalan nafas, ketidak
seimbangan hormon tiroid dan infeksi.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Perdarahan:
a. Pantau:
- TD, nadi, RR setiap 2x24
jam. Bila stabil setiap 4 jam.
- Status balutan: inspeksi dirasakan dibe-lakang leher setiap 2x 24
jam, kemudian setiap 8 jam setelahnya.
b. Beritahu dokter bila
drainase merah terang pada balutan/penurunan TD disertai pe-ningkatan
frekuensi nadi & nafas.
c. Tempatkan bel pada sisi tempat tidur &
ins-truksikan klien untuk memberi tanda bila tersedak atau sensasi tekanan
pada daerah insisi terasa. Bila gejala
itu terjadi, kendur-kan balutan, cek TTV, inspeksi insisi, perta-hankan klien
pada posisi semi fowler, beri-tahu dokter.
Obstruksi jalan nafas:
a.
Pantau pernafasan setiap 2x24 jam.
b.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-sulitan
pernafasan, pernafasan tidak tera-tur atau tersedak.
c.
Pertahankan posisi semi fowler dengan bantal
dibelakang kepala untuk sokongan
d.
Anjurkan penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam
untuk merangsang pernafas-an dalam.
e.
Jamin bahwa O2 & suction siap tersedia
di tempat.
Infeksi
luka:
a. Ganti balutan sesuai
program dengan menggunakan teknik steril.
b.
Beritahu dokter bila ada tanda-tanda in-feksi.
Kerusakan saraf laringeal:
a. Instruksikan klien untuk
tidak banyak bi- cara.
b.
Laporkan peningkatan suara serak & ke-lemahan
suara.
Hipokalsemia:
a.
Pantau laporan-laporan kalsium serum.
b.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-bal,
kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam otot atau kadar kalsium di
bawah rentang normal.
Ketidakseimbangan
hormon tiroid:
a.
Pantau kadar T3 & T4 serum.
b.
Berikan penggantian hormon tiroid sesu-ai pesanan.
|
Untuk mendeteksi tanda-tanda
awal perdarahan.
Temuan ini menandakan
perdarahan berlebihan dan perlu perhatian medis segera.
Temuan ini menandakan
perdarahan berlebihan dan perlu perhatian medis segera.
Untuk mendeteksi tanda-tanda
awal obstruksi pernafasan.
Temuan-temuan ini menandakan
kompresi trakeal yang dapat disebab-kan oleh perdarahan, perhatian medis
untuk mencegah henti nafas.
Posisi tegak memungkinkan
ekspansi paru lebih penuh & membantu menu-runkan bengkak.
Pernafasan dalam mempertahankan
alveoli terbuka untuk mencegah ate-lektasis.
Untuk digunakan bila terjadi
kom-presi trakea.
Untuk melawan/mencegah masuknya
bakteri.
Temuan ini menandakan infeksi
luka & perlu terapi antibiotik.
Untuk menurunkan tegangan pada
pita suara.
Perubahan-perubahan ini
menunjuk-kan kerusakan saraf laringeal, dima-na hal ini tidak dapat
disembuhkan.
Perubahan kadar kalsium serum
ter-jadi sebelum manifestasi ketidak se-imbangan kalsium.
Temuan ini menandakan
hipokalse-mia & perlunya penggantian garam kalsium.
Untuk mendeteksi indikasi awal
keti-dakseimbangan hormon tiroid.
Hormon tiroid penting untuk
fungsi metabolik normal.
|
6. Resiko tinggi terhadap
penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang perawatan di rumah.
Tujuan : Klien mampu memenuhi rencana pemeliharaan
dirumah.
Kriteria: Klien
mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan latihan dengan
benar, mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan dirumah.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
|
Berikan instruksi untuk latihan
leher fleksi, ekstensi & latihan rotasi setelah jahitan di angkat hari
ke-7.
Hubungi dokter bila ada
tanda-tanda infeksi
Bila tiroidektomi total
dilakukan, berikan informasi tentang obat pengganti & harus digunakan
untuk sepanjang hidup.
Berikan instrumen tertulis
untuk aktifitas perawatan diri, perjanjian, evaluasi & obat-obatan, klien
kemudian evaluasi pemaham-an instruksi.
|
Latihan-latihan ini untuk
memban-tu mencegah kontraktur otot leher.
Terapi antibiotik untuk
mengatasi infeksi.
Pemahaman hubungan antara
kon-disi & terapi membantu mengem-bangkan kepatuhan klien.
Instruksi verbal mungkin mudah
dilupakan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar