PLASENTA PREVIA
A.
PENGERTIAN
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya
abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir. Pada plasenta previa, plasenta berimplantasi
pada bagian rahim bawah. Luas bagian plasenta yang ditutupi lubang serviks
internal menentukan klasifikasi plsenta previa.
Insidens :
·
1/200 kelahiran.
·
Insidens sering pada wanita multipara (1/20 pada
grande multipara)
·
Insidens menurun di Amerika Serikat.
B.
KLASIFIKASI
Berdasarkan derajat abnormalitasnya, plasenta
previa dibagi menjadi 4 macam :
1.
Plasenta previa totalis : ostium internum
serviks tertutup sama sakali
2.
Plasenta previa parsialis : ostium
internum serviks tertutup jaringan plasenta sebagian.
3.
Plasenta previa marginalis : tepi plasenta
terletak pada bagian pinggir ostium internum serviks.
4.
Plasenta letak rendah : implantasi plasenta pada
segmen bawah uterus hingga letak tepi plasenta sangat dekat dengan ostium
internum serviks.
C.
ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa belum diketahui
secara pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada :
1.
Grande multipara
2.
Primigravida tua
3.
Bekas seksio sesaria
4.
Bekas aborsi
5.
Kelainan janin, dan
6.
Leioioma uteri
D.
PATOFISIOLOGI
Perdarahan anteprtum akibat plasenta previa
terjadi sejak kehamilah 20 minggu, saat segmen bawah uterus telah terbentuk dan
mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trisemester ketiga karena
segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah
uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan anus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut otot segmen
bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
E.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari plasenta previa
terdiri dari 2 metode yaitu :
1.
Anamnesa
Perdarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa
sebab, terutama pada multigravida pada kehamilan setelah 20 minggu.
2. Pemeriksaan
Fisik
·
Pemeriksaan luar, bagian terbawah janin biasanya
belum masuk panggul, ada kelainan letak janin.
·
Pemeriksaan inspekulo : perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum.
Penentuan
letak plasenta secara langsung baru dikerjakan bila fasilitas lain tidak ada
dan dilakukan dengan keadaan siap operasi, disebut pemeriksaan dalam di atas
meja operasi ( PDMO ). Caranya sebagai berikut :
1.
Perabaan forniks. Hanya bermakna bila janin sambil
mendorong sedikit kepala janin ke arah pintu atas panggul. Perlahan-lahan raba
seluruh forniks dengan jari. Perabaan lunak bila antara jari dan kepala
terdapat plasenta. Bekuan darah dapat dikelirukan dengan plasenta.
2.
Pemeriksaan melalui kanalis servikalis, setelah
perabaan forniks dicurigai adanya plasenta previa. Bila kanalis servikalis
telah terbuka, perlahan-lahan masukkan jari telunjuk ke dalam kanalis
servikalis uinrtuk meraba kotiledon plasenta. Jangan sekali-kali berusaha
menyusuri pinngir plasenta seterusnya karena mungkin plasenta akan lepas dari
insersinya.
F.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
USG untuk diagnosis pasti, yaitu untuk menentukan letak
plasenta.
2.
Pemeriksaan darah : hemoglobin dan hematokrit.
G.
KOMPLIKASI
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok
akibat perdarahan, anemia karena perdarahan, plasentisis, dan endometrisis
pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan
komplikasinya seperti asfiksia berat.
H.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan plasenta previa harus
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi. Sebelum dirujuk, anjurkan
pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan
senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut ( misalnya : batuk dan
mengejan karena sulit buang air besar ).
Pasang infuse cairan NaCl fisiologis. Bila
tidak memungkinkan, beri cairan per oral. Pantau tekanan darah dan frekuensi
nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendetaksi adanya hipotensi atau
syok akibat perdarahan. Pantau juga BJJ dan pergerakan janin.
Bila terjadi renjatran, segera lakukan
resusitasi cairan dan tranfusi darah. Bila tidak teratasi, upayakan
penyelamayatan optimal. Bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.
Penanganan di rumah sakit dilakukan
berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan usia gestasi kurang dari 37
minggu, taksiran berat janin kurang dari 2500 gr, maka:
·
Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia
kehamilan 37 minggu, lalu lakukan mobilisasi bertahap. Beri kortikosteroid 12
mg intavena per hari selama 3 hari.
·
Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO. Bola ada
kontraksi, tangani seperti persalinan preterm.
Bila tidak ada renjatan, usia gestasi 37
minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500 gr atau lebih, lakukan PDMO. Bila
ternyata plasenta previa, lakukan persalinan per abdominam. Bila bukan usahakan
partus porvaginam.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Plasenta Previa
A.
PENGKAJIAN
1. Data
Dasar
·
Keluhan utama
·
Tanda-tanda vital
·
Graviditas, pantas
·
LMP/ EOB/ HPL/ HPMT
·
Riwayat kehamilan ( dahulu dan sekarang )
·
Alergi
·
Mual dan muntah, nyeri ( awitan, kualitas,
keadaan yang memperberat )
·
Masalah perdarahan atau pembekuan.
·
LOC ( tingkat kesadaran )
·
Status emosional
2. Kehamilan
awal
·
Konfirmasi kehamilan
·
Perdarahan ( terang atau gelap, intermitten,
atau kontinu )
·
Nyeri ( jenis, intensitas, persistensi )
·
Secret vagina
3. Kehamilan
lanjut
·
EOB (HPMT)
·
Perdarahan ( kuantitas, nyeri )
·
Secret vagina
·
Status ketuban
·
Aktivitas rahim
·
Sakit abdomen
·
Status/ viabilitas janin
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Bobak (2004), diagnosa keperawatan yang lazim muncul
pada klien derngan plasenta previa, yaitu :
1.
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
perdarahan hebat akibat plasenta previa.
2.
Resiko tinggi inveksi yang berhubungan dengan anemia
dan perdarahan akibat plasenta previa.
3.
Resiko tinggi cedera (janin) yang berhubungan dengan
penurunan perfusi uterin/ plasenta akibat perdarahan.
C.
RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penurunan
curah jantung yang berhubungan dengan perdarahan hebat akibat plasenta previa.
·
Hasil yang diharapkan:
Volume darah intravaskuler dan curah jantung dapat
dipertahankan, dengan kriteria:
-
nadi normal
-
tekanan darah normal
-
nilai hemodinamik dan laboratorium normal.
·
Rencana tindakan:
a.
- Kaji dan catat tanda-tanda vital, tekanan darah
-
Kaji status kesadaran
- Kaji
perfusi perifer
-
Pantau masukan dan haliuran
-
Pantau jumlah perdarahan
(Rasional : pengkajian akurat status hemodinamik
merupakan dasar perencanaan dan evaluasi
intervensi).
b.
- Kolaborasi pemberian terapi cairan intravena dan atau
terapi penggunaan
- Kolaborasi pemberian obat/ medikasi sesuai program.
( Rasional : pemberian volume vaskuler
memerlukan terapi intravena dan intervensi farmakologi. Kehilangan volume darah
harus diperbaiki untuk mencegah komplikasi lanjut, seperti infeksi, gangguan
pada janin dan gangguan pada system organ vital itu ).
2. Resiko
tinggi inveksi yang berhubungan dengan anemia dan perdarahan akibat plasenta
previa.
·
Hasil yang diharapkan:
Klien akan tetap aman
secara fisiologis, dengan kriteria :
a.
Tidak ada infeksi
b. Nilai
laboratorium kembali normal
·
Rencana tindakan:
a.
Kaji dan catat tanda vital, tekanan darah.
b. Kaji
nyeri tekan pada uterus.
c. Kaji
perubahan bau rabas vagina.
d. Pantau
hasil laboratorium untuk melihat adanya perubahan diferensial atau peningkatan
SDM.
e. Kaji
janin untuk melihat adanya tanda infeksi intra uterin, seperti takikardi janin
dan penurunan nilai profil biofisiologis.
3. Resiko
tinggi cedera (janin) yang berhubungan dengan penurunan perfusi uterin/
plasenta akibat perdarahan.
·
Hasil yang diharapkan
Janin
akan tetap aman secara fisiologis, dengan kriteria uji nonstres reaktif, nilai
profil biofisik normal, tidak ada deselerasi lanjut selama persalinan dan bayi
lahir tanpa gangguan.
·
Rencana tindakan
a.
pantau janin setiap hari untuk melihat adanya tanda
takikardi, penurunan gerak, kehilangan reaktivitas pada uji nonstres dan adanya
deselerasi pada pemantauan janin.
b. Dapatkan
profil biofisik sesuai program untuk mengkaji tanda infeksi intra uterin.
c. Dapatkan
pemeriksaan ultrasonografi sesuai program untuk mengevaluasi pertumbuhan janin
dan volume cairan amnion.
DAFTAR PUSTAKA :
Bobak.2004.Keperawatan
Maternitas.Jakarta:EGC
Mansjoer,Arif.1994.Kapita
Selekta Kedokteran jilid I.Jakarta:Widya Medika
R.James,dkk.2002.Buku saku
Obstetri dan Genekologi.Jakarta.Widya Medika
Bari,Abdul.2002.Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan
Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar