DIABETES MELLITUS HIPER OSMOLAR NON KETOTIK (HONK)
A.
PENGERTIAN
DM HONK adalah komplikasi akut diabetes mellitus yang
ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmalar, dehidrasi berat tanpa
ketoasidosis. Keadaan ini bisa disertai dengan penurunan kesadaran.
B.
ETIOLOGI
Penurunan sekresi insulin
C.
PATOFISIOLOGI
Sel beta pancreas gagal atau
terhambat oleh beberapa keaadan stress yang menyebabkan sekresi insulin menjadi
tidak adekuat. Pada keadaan stress tersebut terjadi peningkatan hormon
gluikagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan menghambat pemakaian
glukosa perifer yang akhirnya menimbulkan hiperglikemia. Selanjutnya terjadi
diuresis osmotic yang menyebabakan cairan dan elektrolit tubuh berkurang,
perfusi ginjal menurun dan sebagai akibatnya sekresi hormon lebih meningkat
lahi dan timbul hiperosmolar tidak terjadi ketoasidosis atau ketoasidosis.
Terdapat beberapa patogenesis.
D.
TANDA DAN GEJALA
Secara klinis sulit dibedakan dengan ketoasidosis
diabetik terutama bila hasil laboratorium berupa kadar gula darah, keton dan
keseimbangan asam basa belum ada hasilnya. Dapat digunakan beberapa pegangan :
©
Sering ditemukan pada lanjut
usia lebih dari 60 tahun, semakin muda semakin jarang. Belum pernah ditemukan
pada anak-anak.
©
Hampir separuh pasien tidak
mempunyai riwayat diabetes mellitus atau diabetes tanpa pengobatan insulin
©
Mempunyai penyakit dasar lain,
ditemukan 85% pasien mengidap penyakit giinjal atau kardiovaskular, pernah
ditemukan pada penyakit akromegali, tirotoksikosis dan penyakit Cushing
©
Sering disebabkan oleh
obat-obatan a.l : tiazid, steroid, klorpromazin, hidralazin, dilantin,
simetidin dan haloperidol. (neuroleptik)
©
Mempunyai faktor pencetus
misalnya infeksi, penyakit kardiovaskular, aritmia, perdarahan, gangguan
keseimbangan cairan, pankreatitis, koma hepatic dan operasi.
©
Dari anamnesis keluarga
biasanya datang ke rumah sakit dengan keluhan poliuri, pilodipsi, penurunan
berat badan, penurunan kesadaran.
©
Kesadaran apatis sampai dengan
koma
©
Tanda-tanda dehidrasi seperti
turgor menurun disertai tanda kelainan neurologis, hipotensi postural, bibir
dan lidah kering
©
Tidak ada bau aseton yang
tercium dari pernfasan
©
Tidak ada pernafasan Kussmaul
(cepat dan dalam)
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
©
Kadar glukosa darah >600 mg%
©
Osmolaritas serum 350 mOsm/kg
dan positif lemah
©
Pemeriksaan aseton negatif
©
Hipernatremia
©
Hiperkalemia
©
Azotemia
©
BUN : Kreatinin rasio 30 : 1
(normal 10 : 1)
©
Bikarbonat serum > 17,4 mEq/L
©
Bila pemeriksaan osmolaritas
serum belum bisa dilakukan maka dapat dipergunakan formula :
2 ( Na+ + K+
) +
urea** + glukosa mg% *
6
18
·
Glukosa 1 mmol = 18 mg%
·
Urea diperhitungkan bila ada
kelainan fungsi ginjal
F.
PENATALAKSANAAN
©
Rehidrasi
§ NaCl ; bisa diberikan cairan isotonic atau hipotonik ½ normal,
diguyur 1000 ml/jam sampai keadaan cairan intravaskular dan perfusi jaringan
mulai membaik, baru diperhitungkan kekurangannya dan diberikan dalam 12-48 jam.
Pemberiancairan isotonic harus mendapat pertimbangan untuk pasien dengan
kegagalan jantung, penyakit ginjal atau hipernatremia.
§ Glukosa 5% diberikan pada waktu kadar glukosa darah sekitar 200-250
mg%
©
Insulin
Pada pasien dengan HONK sensitive terhadap insulin dan
diketahui pula bahwa pengobatan dengan insulin
dosis rendah pada ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu
penatalaksanaan pengobatan dapat menggunakan skema mirip protocol ketoasidosis
diabetik
©
Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat
fungsi ginjal membaik, perhitungan kalium harus segera diberikan
©
Hindari infeksi sekunder
Hati- hati dengan pemasangan infus, kateter dll
G.
PROGNOSIS
Biasanya buruk, tetapi sebenarnya kematian pada pasien
ini bukan disebabkan oleh sindom hiperosmolarnya sendiri tetapi oleh penyakit
yang mendasar atau menyertainya. Angka kematian masih berkisar 30-50%. Di
negara maju dapat dikatakan penyebab utama kematian adalah infeksi, usia lanjut
dan osmolaritas darah yang sangat tinggi. Di negara maju angka kematian dapat
ditekan menjadi sekitar 12%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar