MEGACOLON
AGANGGLIONIC(HISPRUNG)
- Pengertian
Penyakit hischprung
disebut juga congenital aganglionosis atau megacolon (aganglionic megacolon )
yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam colon
- Etiologi
·
Sering terjadi pada anak
dengan down syndrome
·
Kegagalan sel neural
pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi kraniokaudal pada
myenterik dan submukosa dinding plexus
- Patofisiologi
·
Berdasarkan panjang
segmen yang terkena dapat dibedakan 2 tipe yaitu :
a.
Penyakit
Hischprung segmen pendek
Segmen agangilonosis
mulai dari anus sampai sigmoid.
b.
Penyakit
hischprung segmen panjang
Daerah agangilonosis dapat melebihi sigmoid malahan dapat mengenai seluruh
kolon sampai usus halus.
- Persarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. Persarafan parasimpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglionik mengakibatkan peristaltic abnormal sehingga terjadi konstipasi dan obstruksi
- Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion selama perkembangan embriologi. Karena sel ganglion tersebut bermigrasi pada bagian kaudal saluran gastrointestinal ( rectum) kondisi ini akan memperluas hingga proksimal dari anus.
- Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk control kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal
- Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul dibagian proksimal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut melebar ( megacolon)
- Clinical Pathway
Region aganglionic
Kontraksi yang tonus dan tidak adekuatnya peristaltic
Obstruksi
pelebaran segmen
proksimal
Konstipasi kronik obstruksi komplit pada usus
- Manifestasi klinis
1. Masa Neonatal :
·
Gagal mengeluarkan
mekonium dalam 48 jam setelah lahir
·
Muntah berisi empedu
·
Enggan minum
·
Distensi abdomen
·
Obstruksi usus
2. Masa Bayi dan Kanak-kanak
·
Konstipasi
·
Diare berulang
·
Tinja seperti pita,
berbau busuk
·
Distensi abdomen
·
Nyeri abdomen dan
distensi
·
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
- Uji Laboratorium dan Diagnostik
·
Foto abdomen(
terlentang,tegak,telungkup, dekubitus lateral) – diagnostik
·
Enema barium –
diagnostik
·
Biopsi rectal – untuk
mendeteksi ada tidaknya sel ganglion
·
Manometri anorectal –
untuk mencatat respons refluks sfingter interna dan eksterna
- Komplikasi
·
Obstruksi usus
·
Ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit
·
Konstipasi
·
Gawat pernafasan ( akut
)
·
Enterokolitis (akut)
·
Striktura ani ( pasca
bedah)
·
Inkontinensia ( jangka
panjang)
- Penatalaksanaan Bedah
Pembedahan pada penyakit hischprung dilakukan dalam dua tahap :
·
Mula-mula dilakukan
kolostomi loop atau double barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi
dan hipertropi dapat kembali normal ( memerlukan waktu kira-kira 3 sampai 4
bulan)
·
Bila umur bayi itu
antara 6-12 bulan ( atau bila beratnya antara 9dan 10 kg ) satu dari tiga
prosedur berikut dilakukan dengan cara memotong usus aganglionik dan
menganastomosiskan usus yang berganglion ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus.
Prosedur Duhamel umumnya dilakukan
terhadap bayi yang berusia kurang dari 1 tahun. Prosedur ini terdiri atas
penarikan kolon normal kearah bawah dan menganastomiskannya dibelakang usus aganglionik menciptakan
dinding ganda yang terdiri dari selubung aganglionik dan bagian posterior kolon
normal yang ditarik tersebut.
Pada prosedur Swenson
bagian kolon yang aganglionik itu dibuang. Kemudian dilakukan anastomosis end to end pada kolon berganglion dengan
saluran anal yang dilatasi.sfingterotomi dilakukan pada bagian posterior.
Prosedur Soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dan merupakan
prosedur yang paling banyak dilakukan untuk mengobati penyakit
hischprung.dinding otot dari segmen rectum dibiarkan tetap utuh. Kolon yang
bersaraf normal ditarik sampai keanus tempat dilakukannya anastomosis antara
kolon normal dari jaringan otot rektosigmoid yang tersisa.
- Penatalaksanaan Perawatan
1. Pengkajian
·
Riwayat pengeluaran
mekonium dalam 24 jam pertama setelah lahir
·
Riwayat tinja seperti
pita dan bau busuk
·
Pengkajian status
nutrisi dan status hidrasi
·
Pengkajian status bising
usus untuk melihat pola bunyi hiperaktif pada bagian proksimal karena obstruksi
·
Pengkajian psikososial
keluarga
Pra Bedah :
·
Kaji status klinik anak(
tanda-tanda vital, asupan dan keluaran)
·
Kaji adanya tanda-tanda
perforasi usus
·
Kaji
adanya tanda-tanda enterokolitis
·
Kaji kemampuan anak dan
keluarga untuk melakukan koping terhadap pembedahan yang akan datang
·
Kaji tingkat nyeri yang
dialami anak
Pasca Bedah :
·
Kaji status pasca bedah
anak ( tanda-tanda vital, bising usus, distensi abdomen)
·
Kaji adanya tanda-tanda
dehidrasi atau kelebihan cairan
·
Kaji
adanya komplikasi
·
Kaji
adanya tanda-tanda infeksi
·
Kaji tingkat nyeri yang
dialami anak
·
Kaji kemampuan anak dan
keluarga untuk melakukan koping terhadap pengalamannya di rumah sakit dan
pembedahan
·
Kaji kemampuan orang tua
dalam menatalaksanakan pengobatan dan perawatan yang berkelanjutan
2.
Diagnosa Keperawatan
·
Konstipasi berhubungan
dengan obstruksi karena aganglion pada usus
·
Risiko kurangnya volume
cairan berhubungan dengan persiapan pembedahan, intake yang kurang, mual dan
muntah
·
Gangguan integritas
kulit berhubungan dengan colostomy dan perbaikan pembedahan
·
Risiko infeksi
berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya insisi
·
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan gastrointestinal
·
Nyeri berhubungan dengan
insisi pembedahan
·
Kurangnya pengetahuan
keluarga berhubungan dengan kebutuhan irigasi,pembedahan dan perawatan
colostomy
·
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan colostomy dan irigasi
3.
Intervensi keperawatan
Perawatan PraBedah :
a. Pantau status nutrisi anak sebelum pembedahan
·
Beri makan tinggi
kalori,tinggi protein dan tinggi sisa
·
Gunakan rute makan
alternatif jika pasien tidak dapat minum peroral
·
Kaji
asupan dan haluaran secara cermat setiap 8 jam
·
Timbang
berat badannya setiap hari
b. Persiapkan bayi dan anak secara emosional untuk menghadapi pembedahan
c.
Pantau
status klinik prabedah
·
Pantau tanda-tanda vital
setiap 2 jam bila perlu
·
Pantau
asupan dan haluaran
·
Observasi tanda dan
gejala perforasi usus
-
Muntah
-
Peningkatan
nyeri tekan
-
Distensi
abdomen
-
Iritabilitas
-
Gawat
pernafasan ( dispnea)
·
Pantau adanya
tanda-tanda enterokolitis
·
Ukur lingkar perut
setiap 4 jam ( untuk mengkaji distensi abdomen)
d. Pantau reaksi bayi terhadap persiapan pra bedah
·
Enema
sampai bersih ( untuk membersihkan usus sebelum pembedahan )
·
Pasang
selang intravena (IV)
·
Pasang
kateter foley
·
Obat
prabedah
·
Uji
diagnostic
·
Dekompresi
lambung dan usus ( selang nasogastrik atau selang rectal )
·
Puasa
selama 12 jam sebelum operasi
Perawatan PascaBedah :
a. Pantau dan laporkan status pascabedah anak
·
Auskultasi kembalinya
bising usus
·
Pantau tanda-tanda vital
setiap 2 jam sampai stabil kemudian setiap 4 jam
·
Pantau adanya distensi
abdomen( pertahankan kepatenan selang NG )
b. Pantau status hidrasi anak ( tergantung status anak dan protocol RS )
·
Kaji adanya tanda-tanda
dehydrasi atau kelebihan cairan
·
Ukur dan catat drainase
kolostomi
·
Ukur dan catat drainase
kateter foley
·
Pantau infus IV (
jumlah,kecepatan,infiltrasi)
·
Observasi adanya
gangguan keseimbangan elektrolit
( Hiponatremianatau
hipokalemia)
c. Observasi dan laporkan adanya tanda-tanda komplikasi
·
Obstruksi usus karena
perlengketan,volvulus atau intusepsi
·
Kebocoran pada
anastomosis
·
Sepsis
·
Fistula
·
Enterokolitis
·
Frekuensi defekasi
·
Konstipasi
·
Perdarahan
·
Kambuhnya gejala
d. Usahakan kembalinya peristaltik
·
Pertahankan kepatenan
selang NG
·
Irigasi dengan air garam
normal setiap 4 jam dan bila perlu
e. Tingkatkan dan pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
·
Catat asupan per rute (
IV,Oral )
·
Catat haluaran per rute
( urin,feses,emesis,stoma )
·
Konsultasikan dengan
dokter jika terdapat ketidakcocokan
f. Atasi atau kurangi nyeri dan ketidak kenyamanan
·
Pertahankan kepatenan
selang NG
·
Pertahankan posisi yang
nyaman
·
Pantau respons anak
terhadap pemberian obat
g. Cegah infeksi
·
Pantau tempat insisi
·
Berikan perawatan
kateter foley setiap pergantian dinas
·
Ganti balutan bila perlu
( perianal dan kolostomi )
·
Rujuk pada pedoman
prosedur institusi untuk perawatan yang berhubungan dengan prosedur tertentu.
·
Ganti popok dengan
sering untuk menghindari kontaminasi feses
h. Lakukan intervensi yang spesifik untuk prosedur,rujuk pada pedoman prosedur
institusi
i. Beri dukungan emosi pada anak dan keluarga
4.
Hasil yang diharapkan:
§ Tanda – tanda infeksi tidak ada
§ Hidrasi bayi adekuat
§ Tidak ada kerusakan jaringan pada area stoma
DAFTAR PUSTAKA
Betz and
Sowden,2002,Buku Saku Keperawatan Pediatri(terjemahan),EGC,Jakarta
Gordon
et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition & Classification
2001-2002,Philadelpia USA
Suriadi,Yuliani,2001,Asuhan
Keperawatan pada Anak,CV Sagung Seto,Jakarta
Saryono,2002,Hiscprung Disease(Handout materi Kuliah
Keperawatan Anak), PSIK FK UGM
Jogjakarta. tidak dipublikasikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar