CANCER
PAYUDARA
Pendahuluan
Ca
mammae pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah carcinoma serviks uteri.
Kurva insiden usia bergerak tinggi sejak usia 30 tahun. Kanker jarang ditemukan
pada usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Penyakit
ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertambahan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (cancer). Apabila tumor ini tidak diambil dan dibuang,
dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam jaringan yang sehat. Ada
kemungkinannya juga sel kanker tersebut melepaskan diri dan menyebar ke seluruh
tubuh.
Etiologi
Tidak
ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik,
hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya cancer
payudara.
Faktor resiko
1. Riwayat
pribadi Ca payudara
2. Menarche
dini
3. Nullipara/
usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. Menopause
pada usia lanjut
5. Riwayat
penyakit payudara jinak
6. Riwayat
keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi
oral
8. Terapi
hormon
9. Pemajanan
radiasi (termasuk screening mammografi)
10. Masukan
alkohol
11. Umur
> 40 tahun
12. Wanita
dengan riwayat ca endometrium
Patofisiologi
Tumor/neoplasma
merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.
Neoplasma
yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang
tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar
sel-sel normal.
Proses
jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1.
Fase
induksi: 15-30 tahun
Sampai
saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak
dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan
dan individu.
2.
Fase
in situ: 1-5 tahun
Pada
fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3.
Fase
invasi
Sel-sel
menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu
antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu sampai beberapa
tahun.
4.
Fase
diseminasi: 1-5 tahun
Bila
tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
Tanda dan gejala
Penemuan
tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan
secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh
wanita itu sendiri.
1. Terdapat
massa utuh (kenyal)
Biasanya
pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan
dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri
pada daerah massa
3. Adanya
lekukan ke dalam/dimpling, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Dimpling
terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara
pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk
tangan pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema
dengan Peaut d’orange skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan
papilla mammae
6. Adanya
kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. ditemukan
lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Gejala utama cancer payudara:
- Mammae yang bersangkutan berbeda bentuknya (deformitas) dibandingkan mamme yang lain
- Ulkus berdasarkan tumor
- Kulit merah dan mengeras (cancer encurasse)
- Kulit merah licin dengan bagian yang melunak (mastitis carcinomatosa)
- Adanya tonjolan anak tumor (satelit)
- Edema yang meluas di kulit (peau d’orange)
- KGB axilla dan supraclavikula yang membesar dengan jelas
PENENTUAN
UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA
MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
|
|
TX
|
Tidak ada tumor
|
T0
|
Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
|
T1
|
Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa
fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm,
dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi
terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
|
T2
|
Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
|
T3
|
Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
|
T4
|
Tumor tanpa memandang ukurannya telah
menunjukkan perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
|
REGIONAL LIMFE NODES
(N)
|
|
NX
|
Kelenjar ketiak tidak teraba
|
N0
|
Tidak ada metastase kelenjar ketiak
homolateral
|
N1
|
Metastase ke kelenjar ketiak homolateral
tapi masih bisa digerakkan
|
N2
|
Metastase ke kelenjar ketiak homolateral
yang melekat terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
|
N3
|
Metastase ke kelenjar homolateral
supraklavikuler atau intraklavikuler terhadap edema lengan
|
METASTASE JAUH (M)
|
|
M0
|
Tidak ada metastase jauh
|
M1
|
Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam
kulit di luar payudara
|
STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA
STADIUM
|
T
|
N
|
M
|
0
|
T1s
|
N0
|
M0
|
I
|
T1
|
N0
|
M0
|
IIA
|
T0
T1
T2
|
N1
N1
N0
|
M0
M0
M0
|
IIB
|
T2
T3
|
N1
N2
|
M0
M0
|
IIIA
|
T0
T1
T2
T3
|
N2
N2
N2
N1, N2
|
M0
M0
M0
M0
|
IIIB
|
T4
Semua T
|
Semua N
N3
|
M0
M0
|
IV
|
Semua T
|
Semua N
|
M1
|
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
meliputi:
- Morfologi sel darah
- Laju endap darah
- Tes faal hati
- Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
- Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan
ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan dari
putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Tes
diagnosis lain
a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat
keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan
penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan untuk
menuntun diagnosis suatu kelainan.
2).
Radiologi
Foto
thorax
Foto
polos perut (hepar)
Bone
survey (lumbal, pelvis, femur)
3). USG
Teknik
pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit
dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil
mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4).
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan
ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan
diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini
biayanya sangat mahal.
5).
Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan
ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain.
Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal
dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan
ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan histology
untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum
dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan
aspirasi jarum halus sifat massa
dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua
cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan
pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih
lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung
darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan
perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum
pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun
pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya
tidak mahal.
c).
Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d).
Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam
untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section.
Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara
adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh
adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hiperkalsemia. Metastase ke
paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke
otak mengalami gangguan persepsi sensori.
Penatalaksanaan medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan
kanker mamae ada dua macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non
pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan
|
Keterangan
|
Pembedahan
(kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan
penyinaran)
Mastektomi total dengan diseksi aksila
rendah
Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Mastektomi radikal
Mastektomi radikal yang diperluas
|
Mulai dari lumpektomi (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis
tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di
lateral otot pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian
jaringan aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan
minor di bawahnya, seluruh isi aksila
Sama seperti masektomi radikal ditambah
kelenjar limfe mamaria interna
|
Non
Pembedahan (paliatif)
Penyinaran
Kemoterapi
Terapi hormaon dan endokrin
|
Pada payudara dan kelenjar limfe regional
yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase tulang,
metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan tumor lokal atau regional
setelah mastektomi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi;
paliatif pada penyakit yang lanjut
Kanker yang telah menyebar, memakai
estrogen, androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi
|
Pengobatan
paliatif kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema yang kaku,
selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterapi diberikan bila ada
metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terapi hormonal
tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan
jika tumor tersebut ER negative.
Mastektomi
Macam-macam
mastektomi:
- Simple atau total mastektomi
Mengangkat payudara dengan kulit dan nipel, tapi tanpa
nodus limfa
- Radikal mastektomi yang dimodifikasi
Mengangkat payudara, nipple/areolar dan nodus
limfa aksila
- Radikal mastektomi
Mengangkat
payudara, nipple/area areolar, limfanodi, otot pektoralis minor dan mayor
- Quadrantektomi
Mengangkat
seperempat payudara, termasuk kulit dan fascia payudara, kadang juga disertai
dengan nodus limfa aksila
- Parsial atau segmental mastektomi
Pengambilan
jaringan payudara dan batas normal jaringan payudara, termasuk juga tindakan
quadrantektomi, tetapi lebih luas dari lumpektomi
- Lumpektomi/eksisi luas
Pengambilan
kanker payudara dan batas jaringan normal di sekitas payudara
- Eksisi biopsi
Persiapan
sebelum mastektomi:
- Mengisi inform concern
- Puasa 8 jam
Prosedur
mastektomi:
- Menggunakan general anestesi
- Monitor EKG
- Monitor tanda vital (tekanan darah)
Sebelum
pembedahan, dokter menyusun rencana tentang insisi yang akan dibuat, sehingga
pengangkatan tumor dan nodus yang terkena maksimal. Pada saat yang bersamaan,
upaya yang dilakukan untuk menghindari terbentuknya jaringan parut yang akan
tampak dan restriktif. Sasaran pengobatan adalah untuk mempertahankan atau
memulihkan fungsi normal tangan, lengan, sekat bahu pada tempat yang sakit
setelah pembedahan.
Setelah tumor diangkat, titik
perdarahan diligasi dan kulit ditutup di atas dinding dada. Tandur kulit
dilakukan jika flap kulit terlalu kecil untuk menutup luka. Baluta yang tidak
melekat mungkin dipasang dan ditutupi dengan balutan tekanan. Dua drainase
dipasang pada axilla dan di bawah flap kulit superior dan alat pengisap,
portable digunakan untuk keperluan drainase. Balutan ditahan ditempatnya dengan
menggunakan perban elastik yang lebar.
Drainase biasanya diambil setelah dua minggu, jika produksinya kurang
dari 30 cc per hari.
Pada periode pascaoperasi, pasien
dapat mengalami efek, baik fisik maupun psikologis. Infeksi/pengumpulan cairan
serosanguinosa/serosa dan darah (hematoma) dapat terjadi di tempat insisi.
Selain itu trauma saraf, dengan akibat sensasi phantom payudara dapat terjadi
selama masa pemulihan dan selama
beberapa tahun setelah mastektomi. Kerusakan mobilitas lengan dan bahu
serta kekakuan dinding dada dapat terjadi akibat terganggunya drainase limfatik
dan venosa. Secara psikologis, kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan
citra diri dan konsep diri.
Secara
singkat efek dari mastektomi adalah:
- Infeksi luka
- Hematoma
- Seroma
- Limfodema
- Numbness pada tangan atas
- Phantom breast pain
Setelah mastektomi, biasanya klien berada di rumah
sakit selama 3 sampai 8 hari. Pasien yang akan pulang hendaknya dijelaskan
tentang:
·
Perawatan luka
·
Type nyeri yang sering muncul
·
Penggunaan analgetik
·
Bagaimana memonitor drainase
·
Bagaimana mengenali tanda-tanda infeksi
·
Aktivitas yang menyebabkan tarikan pada
daerah payudara
·
Nutrisi
·
Kapan boleh melatih menggerakkan lengan
·
Kapan mulai mengunakan bra
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Corwin, E. J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Haryani & Suwandi. 2004. Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care.
Fifth edition
Joanne C. 1996. NIC. Second edition. Mosby
Mansoer A, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FK UI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar