Kamis, 21 Juni 2012

Askep Akut Miokard Infark (AMI)


AKUT  MIOKARD INFARK

I.    KONSEP DASAR

A.Pengertian
Infark miokard akut adalah kematian jaringan miokard akibat oklusi akut pembuluh darah koroner (Suryono, Bambang dkk. 2005: 120).
Infark miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen oksiggeen beerkepanjangan (Corwin, E. 2000: 367).
Infark miokard akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung (Arif, Mansjoer. 1999: 437)
Infark Miokard akut ialah nekrosis sebagian otot jantung akibat berkurangnya suplai darah kebagian otot tersebut karena oklusi atau trombosis arteria koronaria, dapat juga akibat keadaan syok atau anemia akut (Purwadianto, Agus dan Sampurna, Budi dkk, 1998:33).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Infark Miokard akut (IMA) adalah suatu keadaan kematian jaringan pada otot jantung yang diakibatkan oleh karena berkurangnya suplai oksigen kejaringan tersebut.

B. Penyebab
Pada Infark Miokard akut dapat ditemukan beberapa penyebab yang dapat menimbulkan keadaan tersebut antara lain:
-Atherosklerosis arteri koroner
-Spasme arteri koroner
-Stenosis aorta/aorta inufisiensi
-Hipertensi -
-Lesi trombotik
-Hipertrafi ruang jantung

C. Patofisiologi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yg tdk adekuat shg aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan suplai darah mungkin akibat penyempitan kritis arteri koroner karona arteros klerosis atau penyumbatan total arteri oleh emboli/thrombus. Penurunan aliran darah koroner jg bs diakibatkan oleh syok/pendarahan.
Pd stiap kasus ini slalu tjadi ketdkseimbangan antara suplai & kbutuhan oksigen jantung.
Nyeri dada yg bkaitan dgn infarktus miokardium akut mirip angina pectoris namun khas lebih lama&parah serta tdk sembuh dgn istirahat/pd pmberian nitroglyserin. Infarktus miokardium akut dpt timbul tnpa dsertai nyeri dada trutama pd pasien pasca op, berusia lanjut&pasien-pasien dgn diabetes mellitus atau hipertensi dmana gejala-gejalanya dpt berupa hny sesak nafas, kegagalan jantung atau kebingungan akut.


Infark Miokard adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokardium yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar 20 menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya.
Tanpa ATP, pompa natrium-kalium berhenti dan sel terisi ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis, sel mencederai sel-sel disekitarnya.
Protein-protein introsel, yang mencederai sel-sel disekitarnya mulai mendapat akses kesirkulasi sistematik dan ruang intersfitium dan ikut menyebabkan edema dan pembengkakan intersfitium disekitar sel miokardium. Akibat kematian sel, tercetus reaksi peradangan. Di tempat peradangan,terjadi penimbunan trombosit dan pelepasan faktor-faktor pembekuan. Terjadi degranulasi sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin dan berbagai prostagtandin. Sebagian bersifat yasokonstriktif dan sebagian merangsang pembekuan (tromboksan).
Efek Infark Miokard pada depolarisasi jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolatisasi atrium atau ventrikel, atau timbulnya suatu disritmia.
Efek Infark Miokard pada kontraktilitas jantung dan tekanan darah. Dengan matinya sel-sel otot, dan karena pola listrik jantung berubah, maka pemompaan jantung menjadi kurang terkoordinasi sehingga kontraktilitasnya menurun. Volume sekuncup menurun sehingga terjadi penurunan tekanan darah sitemik.
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Infark Miokard, biasanya pasien yang terkena AMI akan merasakan nyeri dengan awitan yang mendadak, timbul mual yang berkaitan dengan nyeri yang hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot – otot rangka. Kulit yang dingin dan pucat akibat vasokonstriksi sipatis, pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron dan ADH, Takikardi akibat dari peningkatan stimulasi simpatis jantung, serta keadaan mental berupa rasa cemas bear disertai perasaan mendekati kematian.

D. Manifestasi Klinis
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda-tanda jelas Infark Miokard, biasanya timbul manifestasi klinis antara lain:
-Nyeri dada mendadak
-Mual dan muntah
-Perasaan lemas
-Kulit dingin dan pucat
-Penurunan pengeluaran urine




-Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
-Cemas
-Diaforesis
-Disphea
-Perubahan EKG
-Peningkatan enzim spesifik miokardium

E. Komplikasi
a.       Gagal ginjal kongestif
b.      Syok kardiogenik
c.       Disfungsi otot papilaris
d.      Depek septum ventrikel
e.       Rupture jantung
f.       Tromboembolisme
g.      Perikarditis
h.      Sindrom Dressler
i.        Aritmia

F. Pemeriksaan Penunjang
·         Elektrokardiografi (EKG)  : 
·         Laboratorium :
-Creatin fosfakinase (CPK)
-SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test)
-LDH (Lactic De-hydroginase).
·         Kateterisasi: Angiografi koroner
    Radiologi

G. Penatalaksanaan
1.    Upaya pembatasan perluasan Infark Miokard
2.    Pemberian obat-obat trombolitik (streptokinase/urokinase) dengan atau tanpa disusul angioplasti (perkutaneus transluminal koroner angioplasty)
3.     Pemberian obat penghambat adrenoreseptor-beta untuk pencegahan sekunder pasca infark.





II. KONSEP KEPERAWATAN

1.      Pengkajian
a.       Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b.      Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan adalah nafas sesak dan nyeri dada
c.       Riwayat penyakit sekarang
Ø  Alasan Masuk RS
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh sesak dan nyeri dada, sesak bertambah jika aktifitas, keadaan lemah dan nafsu makana menurun
Ø Keluhan waktu didata
         Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan bisa    visus menurun sehingga aktivitas menjadi terbatas
d.      Riwayat kesehatan Dahulu
Ø  Mempunyai riwayat vaskuler : hipertensi
Ø  Mempunyai riwyat penyakit jantung
Ø  Mempunyai riwayat penyakit DM
e.       Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler : HT, DM
f.       Aktifitas
Gejala      :  
                          -  Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
-       Pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur
Tanda       :   
  -  Takhicardi, dipsnea pada istirahat atau aktifitas
g.      Sirkulasi
Gejala       :   
 - Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD,Diabetes militus.
- TD : dapat normal atau naik atau turun, perubahan postural dicatat daritidur  sampai duduk atau berdiri.




-   Nadi: dapat normal ; penuh atau tak kuat, atau lemah atau kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat ; tidak teratur(disritmia) mungkin terjadi.
- Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas atau komplain  ventrikel
- Murmur  : bila menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papiler.
- Friksi : dicurigai perikarditis
- Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur
- Edema : distensi vena jugular, edema dependen atau perifer, edema umum, krekels mungkun ada dengan gagal jantung atau ventrikel
-  Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.
h.      ADL
Ø  Nutrisi : Perlu dikaji keadaan makan dan minum pasien meliputi : porsi yang dihabiskan susunan menu, keluhan mual dan muntah, sebelum atau pada waktu MRS, dan yang trpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit
Ø  Istirahat tidur : dikaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakan ada kesulitan waktu tidur dan bagaimana perunbahannya setelah sakit klien dengan HHF + PJK sering terbangun dan susah tidur klarena nyeri dada dan sesak nafas
Ø  Aktifitas : Aktifitas dirumah ataua dirumah sakit apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya pembatasan aktifitas, pada klien ini biasanya terjadi perubahan aktifitas karena sesak nafas saat aktifitas
Ø  Eliminasi : Mengkaji kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, apakah ada gangguan.
Ø  Personal Hygiene : mengkaji kebersihan personal Hygienemeliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut, rambut, kuku dan pakaian dan kemampuan serta kemandirian dalam melakukan kebersihan diri
i.        Pemeriksaan Fisik
Secara umum
Ø  Meliputi keadaan pasien
Ø  Kesadaran pasien
Ø  Observasi tanda – tanda vital : tensi, nadi, suhu dan respirasi
Ø  TB dan BB untuk mengetahui keadaan nutrisi
Secara khusus :
Dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yamh meliputi dari chepalo kearah kauda terhadap semua organ tubuh antara lain
Ø  Rambut
Ø  Mata telinga
Ø  Hidung mulut


Ø  Tenggorokan
Ø  Telinga
Ø  Leher
Ø  Dada adalah bagian terpenting pada klien dengan HHF dan PJK terutama pada organ yang menyangkut jantung dan paru
Ø  Abdomen
Ø  Genetalia
Ø  Muskuloskeletal
Ø  Dan integumen
Untuk pemeriksaaan mata lebih specifik, yaitu :
j.        Pemeriksaan penunjang
Laboratorium. EKG, Rontgen thoraks
                                                    
2.       Diagnosa Keperawatan yang muncul :
1.      Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dengan kebutuhan.
3.      Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi, irama, konduksilektrikal





















       3.Rencana Keperawatan

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Rasinal

Nyeri akut b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
Tujuan :
Nyeri dada hilang/terkontrol
Kriteria:
-Klien menyatakan nyeri dada hilang /berkurang
-Mendemonstrasikan tehnik penggunaan relaksasi.
-Klien terlihat rileks.
-Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lamanya dan penyebaran.

-Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
-Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman, dekati pasien, berikan sentuhan.

-Bantu melakukan tehnik relaksasi.

-Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi

Kolaborasi :
Berikan obat sesuai dengan indikasi Analgesik, contoh morphin meperidin = demerol


-Variasi pemampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.

-Nyeri berat dapat menyebabkan syok.
-Menurunkan rangsang eksternal,



-Membantu dalam penurunan persepsi respon nyeri
-Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokard sekaligus mengurangi ketidaknyamanan s/d iskemia.


Menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard.
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan
Tujuan :
Meningkatkan toleransi aktiviitas
Kriteria ;
-Frekuensi jantung, irama dan tekanan darah dalam batas normal
-Kulit hangat, merah muda dan kering.
-Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD., selama dan sesudah aktivitas

-Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas , dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
-Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen misal, mengejan saat defekasi



-Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas , contoh bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
-Respon pasien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokard.
-Menurunkan kerja  miokard/konsumsi oksigen


-Dengan mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung, dan takikardi serta peningkatan TD

-Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.



Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikel.
Tujuan :
Penurunan curah jantung tidak terjadi.




Kriteria :
Stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah dbn., curah jantung drn.intake dan output sesuai, tidak menunjukan tanda – tanda disritmia)
-Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri bila memungkinkan.



-Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi.


-Catat terjadinya S3/S4.



-Catat Murmur




-Pantau frekuensi jantung dan irama

-Berikan makanan kecil / mudah dikunyah, batasi asupan kafein.



-Berikan O² tambahan sesuai indikasi
-Pantau data laboratorium enzim jantung, GDA. Dan elektrolit.
-Hipotensi dapat terjadi s/d disfungsi ventrikel, hipertensi juga fenomena umum b/d nyeri cemas pengeluaran katekolamin


-Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan nadi.

-S3 b/d gjk atau gagal mitral yang disertai infark berat.
S4 b/d iskemia, kekakuan ventrikel atau hypertensi pulmonal.
-Menunjukan gangguan aliran darah dalam jantung,(kelainan katup, kerusakan septum, atau vibrasi otot papilar
-Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukan komplikasi disritmia.
-Makanan besar dapat meningkatkan kerja miokard..Kafein dapat merangsang langsung ke jantung sehingga meningkatkan frekuensi jantung.
-Meningkatkan kebutuhan miokard
-Enzim memantau perluasan infark, elektrolit berpengaruh terhadap irama jantung.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Arief, Mansjoer. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Corwin,J Elizabet. 2000. Patofisiologi. Jakarta: FKUI
Wahidi, Kemala Rita dan Aryati. 1993. Standar Asuhan Keperawatan. Nursing Care Emergency. Jakarta: FKU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar